“Bukit Kingkong adalah spot baru untuk menikmati matahari terbit. Letaknya sekitar 200 meter di bawah Penanjakan 1,
Sekitar pukul 03.30 pagi, garis berwarna jingga mulai muncul di ufuk Timur, meskipun tipis, warna terangnya menyita perhatian semua mata. Sinarnya memunculkan berbagai gradasi warna di langit yang sebelumnya gelap.
Di Bukit Kingkong pergerakan matahari bisa diikuti dengan jelas. Fajar yang segaris semakin melebar diikuti matahari yang muncul dari balik cakrawala sekitar pukul 05.30 pagi itu. Seolah menyingkap tirai yang menutupi Gunung Bromo, Batok dan puncak Semeru yang menyita perhatian.
Penanjakan, yang berada di ketinggian 2.700 mdpl, sering dikenal sebagai destinasi wajib pemburu fajar ketika berada di Bromo. Namun, karena kepopulerannya, tak jarang penanjakan tak mampu lagi menampung pengunjung. Bukit dengan kapasitas maksimal 3.000 orang itu jadi tak nyaman lagi untuk menikmati fenomena fajar.
Tempat yang sempit menyebabkan banyak pengunjung hanya kebagian punggung pengunjung lain saat fajar baru saja muncul. Bahkan para pengunjung sering nekat membahayakan diri keluar pagar tebing atau naik di menara telepon seluler yang ada di sekitar penanjakan.
“Saking inginnya memotret fajar, mereka nekat loncat ke area tebing di luar pagar. Itu sangat berbahaya,
Sementara itu, di Bukit Kingkong, dengan kapasitas sekitar 1.000 orang, hingga kini belum pernah mengalami overload. Seperti pagi itu, pengunjung terlihat menikmati pergerakan matahari tanpa terganggung punggung ataupun berdesakan dengan pengunjung lain.
Wajah Kingkong
Bukit Kingkong baru dikenal sebagai lokasi baru sekitar tiga tahun terakhir. Untuk menuju lokasi pengunjung hanya perlu berjalan kaki sekitar 200 meter dari tepi jalan, tempat mobil menurunkan penumpang.
Jalan yang turun menuju spot tak terasa melelahkan, di kiri dan kanan jalan setapak yang telah dipasang paving pengunjung bisa mendapati pohon cemara gunung ataupun semak-semak menyerupai ekor burung merak yang disebut dengan nama lokal merakan.
Sampai di tempat, pengunjung bisa menikmati sunrise dengan aman dari balik pagar buatan setinggi dada orang dewasa. Suhu pagi di bulan Oktober mencapai 12 derajat celsius membawa kesan sejuk tanpa menyebabkan tubuh menggigil.
“Ini spot baru, jika penanjakan overload kami sarankan pengunjung datang ke sini,
Selain baru, nama Bukit Kingkong juga terdengar berbeda di telinga, mengingat Kingkong bukanlah primata endemik Indonesia. Pengunjung baru mengetahui jawabannya dengan mengamati salah satu tebing yang menonjol di bukit tersebut.
“Tebing ini jika diamati lebih lama menyerupai kepala dan wajah Kingkong, itulah sebabnya banyak yang menyebut spot ini sebagai bukit Kingkong,
Tebing yang terpahat alami itu berada tepat di belakang pagar pembatas pengunjung untuk berdiri. Batuan yang menonjol dan beberapa ceruknya seolah menyerupai mata dan hidung Kingkong.
Puas menangkap fajar dan matahari yang mulai naik pengunjung bisa menjajal rute treking ke Seruni Point, sekitar 500 meter di bawah Bukit Kingkong. Meskipun jaraknya pendek namun jalan yang memutari bukit membuat rute yang seharusnya dekat bisa ditempuh sekitar 30 menit dengan ritme jalan santai.
Kali ini jalan setapak masih alami tanpa lapisan paving. Debu dan batu alam jadi pijakan saat treking, membuat perjalanan terasa penuh dengan tantangan. Sepanjang jalan pengunjung bisa berhenti untuk mengamati indahnya Bromo dan lautan pasir yang terhampar di bawah dengan jarak yang semakin dekat.
Sampai di Seruni Point sediakan waktu untuk duduk beristirahat sambil menikmati gunung dengan ketinggian 2.200 mdpl yang tampak berada sejengkal dari mata. Seruni Point bisa jadi alternatif tempat berburu foto bila ingin mengabadikan Bromo dan Gunung Batok lebih dekat dan dengan sudut berbeda. Ada gazebo dan sejumlah tempat duduk buatan di Seruni Point.
“Ini sering disebut sebagai penanjakan dua. Jika akhir pekan atau libur panjang parkiran mobil untuk ke penanjakan satu bisa sampai di sini. Daripada pengunjung berjalan naik sekitar 700 meter dan ketinggalan sunrise atau dapat punggung lebih baik belok ke Kingkong atau ke Seruni Point ini.
0 Response to " GUNUNG BATOK dan BROMO "
Posting Komentar